Saturday 20 December 2025 - 22:27
Bulan Rajab: “Wilayah Khusus Ilahi”

Hawzah/ Hujjatul Islam wal-Muslimin Abedini menyatakan bahwa bulan suci Rajab adalah wilayah khusus Allah. Beliau menekankan, bagi siapa pun yang tidak sempat melakukan ibadah khusus atau amalan tertentu, setidaknya harus berhati-hati agar tidak melakukan dosa selama bulan ini. Beliau menambahkan bahwa perhatian minimal ini (menyadari bahwa kita berada di wilayah Ilahi) memiliki arti yang sangat penting dalam menjaga kesucian dan keberkahan bulan Rajab.

Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal-Muslimin Abedini, seorang guru di Hawzah Ilmiyah, pada hari Sabtu dalam program televisi Samte Khoda, menekankan pentingnya persiapan mental dan spiritual sebelum memasuki bulan suci Rajab. Beliau mengatakan bahwa untuk memasuki hari-hari yang agung, seseorang harus menyiapkan waktu dan persiapan sebelumnya agar dapat memanfaatkan bulan suci ini secara maksimal.

Beliau menjelaskan bahwa bulan Rajab akan dimulai dalam dua hari dan termasuk bulan haram. Bulan-bulan haram ini disebut sebagai “kawasan khusus Ilahi”, sama seperti beberapa tempat, misalnya Masjidil Haram, yang memiliki kesucian khusus. Dalam waktu-waktu ini, keadaan manusia harus berbeda, karena manusia secara temporal memasuki wilayah khusus Allah.

Ia menambahkan, bagi mereka yang tidak sempat melakukan ibadah khusus, setidaknya harus berhati-hati agar tidak melakukan dosa selama bulan Rajab. Perhatian minimal ini, yaitu menyadari bahwa kita berada di wilayah Ilahi, sangat penting. Sebagaimana dosa dihitung lebih berat, keridhaan Allah terhadap amal dan perhatian hamba lebih cepat diperoleh.

Hujjatul Islam Abedini juga menekankan pentingnya berdoa di bulan Rajab. Doa-doa khusus bulan ini sangat panjang dan mendalam, dan para wali Allah sepanjang generasi, terutama kepada murid-murid mereka, selalu menekankan keutamaan doa di bulan ini. Almarhum Ayatullah al-Uzhma Bahjat merekomendasikan agar buku-buku doa selalu tersedia selama tiga bulan suci (Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan) agar kapan pun seseorang ingin, meski hanya membaca beberapa baris, tetap dapat menjaga hubungan dengan Allah.

Menurut beliau, dalam bulan Rajab, seruan Ilahi terdengar dari malam hingga pagi, bertanya: “Apakah ada yang memanggil-Ku? Apakah ada yang mendekat kepada-Ku?” Pemahaman yang benar terhadap seruan ini dapat menggetarkan hati manusia dan membuatnya larut dalam hubungan dengan Allah.

Beliau menutup dengan menekankan bahwa bulan Rajab menjadi fondasi untuk takdir masa depan manusia pada malam Qadr. Jika kedekatan wilayah terbentuk, jiwa masyarakat akan disucikan, yang menjadi sarana turunnya rahmat Allah melalui Imam Mahdi (afs).

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha